Muthalib
Suatu hari, Hasyim pergi berdagang menuju Syam. Ketika melewati Yatsrib, yang kemudian disebut dengan Madinah, Hasyim melihat seorang wanita baik-baik dan terpandang.
"Siapakah wanita itu?" tanya Hasyim kepada orang-orang Yatsrib.
"Dia adalah Salma binti Amr."
"Suaminya telah tiada. Kini dia seorang janda."
Mendengar itu, Hasyim melamar Salma dan Salma pun menerimanya. Mereka lalu menikah. Hasyim tinggal di Yatsrib beberapa lama. Ketika Salma mengandung, Hasyim melanjutkan perniagaannya. Namun, itulah kali terakhir Salma melihat suaminya karena Hasyim tidak pernah kembali lagi. Ia meninggal dunia di Palestina.
Salma melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Syaibah. Sementara itu, sepeninggal Hasyim, kedudukannya sebagai pemuka masyarakat Mekah dipegang oleh adik Hasyim yang bernama Al Muthalib.
Al Muthalib juga seorang laki-laki terpandang yang dicintai penduduk Mekkah. Orang-orang Quraisy menjulukinya dengan sebutan Al Fayyadh yang berarti Sang Dermawan. Suatu hari, dia mendengar bahwa Syaibah, keponakannya yang tinggal di Yatsrib, sedang tumbuh remaja.
"Aku harus menemuinya," pikir Al Muthalib, "dia adalah anak anak kakakku. Dulu ayahnya adalah pemuka Mekah, maka dia harus pulang untuk melanjutkan kekuasaan ayahnya menggantikan ayahnya aku."
Ketika Al Muthalib bertemu Syaibah di Yatsrib, dia tersentak, "Anak ini benar-benar mirip Hasyim."
"Mari Nak, ikut Paman ke Mekah, " peluk Al Muthalib.
"Tetapi, jika ibu tidak mengizinkan pergi, aku akan tetap tinggal di sini," jawab Syaibah.
Apakah Salma akan membiarkan buah hatinya yang baru tumbuh remaja itu pergi ke Mekah yang begitu jauh? Kita pada postingan berikutnya, In syaa Allah.
Syaibah
Nama Syaibah diberikan karena ada rambut putih (uban) di kepalanya sejak dia kecil. Selain Syaibah, Hasyim telah memiliki empat putra dan lima putri yang tinggal di Mekkah.
Sunday, August 14, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment