Friday, August 5, 2016

Nabi Ibrahim Berangkat ke Mekah

kisah perjalanan nabi Ibrahim ke mekah
perjalanan nabi Ibrahim ke mekah (ilustrasi)
Ayahbunda dan Ananda Sholih, Dengan izin Allah, Bunda Hajar pun mengandung. Tidak lama kemudian, lahirlah bayi kecil yang diberi nama Ismail.

Dengan dada yang dipenuhi kasih sayang dan rasa syukur mendalam atas karunia Allah, Nabi Ibrahim mendekap Ismail erat-erat. Sudah puluhan tahun beliau menantikan seorang anak, kini pada usia senja, anak yang didambakan lahir. Air mata sang Nabi berlinang-linang menahan haru.

"Engkaulah belahan jiwaku, engkaulah penerus dakwahku kelak," bisik Nabi Ibrahim kepada bayinya yang mungil.

Sejak itu, hari-hari Ibrahim dipenuhi dengan tawa Ismail. Di sela-sela kesibukan berdakwah, beliau selalu menyempatkan diri untuk menggendong sang bayi. Bunda Sarah juga sangat menyayangi Ismail. Beliau sering membantu Bunda Hajar mengasuh sang bayi.

"Lihat, Kanda," bisik Bunda Sarah sambil mendekap Ismail, "alangkah miripnya bayi lucu ini denganmu."

Nabi Ibrahim tersenyum mendengar perkataan itu. Bunda Sarah pun membalas senyumnya. Namun, Nabi Ibrahim adalah suami yang lembut. Beliau tahu bahwa walaupun sangat menyayangi Ismail, sebenarnya Bunda Sarah sangat ingin memiliki putra yang lahir dari rahimnya sendiri. Putra sholeh yang akan melanjutkan dakwah mereka.

Nabi Ibrahim menyadari betapa beratnya perasaan Bunda Sarah. Beliau sangat ingin meringankan beban itu. Karena itu dalam setiap kesempatan berdo'a, Nabi Ibrahim dan Bunda Sarah meminta agar Allah berkenan menurunkan seorang lagi penerus dakwah dari rahim Bunda Sarah.

Ayahbunda dan Ananda Sholih, Belum lagi do'a itu terkabul, Allah Yang Maha Penyayang menurunkan sebuah ujian yang sangat berat. Nabi Ibrahim dititah untuk membawa Bunda Hajar dan bayinya pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Sebuah tempat sunyi tak berpenghuni di tengah gurun yang tandus dan gersang.

Perpisahan ini terasa sangat berat di hati Bunda Hajar dan Bunda Sarah. Namun, kehendak Allah ada di atas segalanya. Apa yang terjadi pada Bunda Hajar dan Ismail di tempat baru itu?

Akhirnya Allah Maha Penyayang mengabulkan doa Bunda Sarah. Pada usia yang sudah lanjut, Bunda Sarah mengandung. Kemudian, lahirlah Nabi Ishaq. Dari keturunan Nabi Ishaq inilah kelak lahir Nabi Yaqub, Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syu'aib, Yunus, Musa, Harun, Ilyas, Ilyasa, Daud, Sulaiman, Yahya dan Isa. Sementara, dari Nabi Ismail, lahirlah Nabi Muhammad. Karena itu, Nabi Ibrahim disebut Abul Anbiya (Bapak Para Nabi)

0 comments:

Post a Comment